Total Pageviews

Saturday, April 29, 2006

Mahkota Yang Dipersembahkan

from our daily bread,

Suatu kali pada masa pemerintahannya, Ratu Victoria dari Inggris mendengarkan khotbah yang dibawakan oleh seorang pendeta. Khotbah itu adalah tentang kedatangan Kristus yang kedua kali. Orang-orang yang duduk di dekat tempat khusus sang ratu dapat melihat bahwa ratu berlinang air mata.
Seusai kebaktian, ia ingin bertemu dengan pendeta itu seorang diri. Ketika melihat perasaan sang ratu yang begitu mendalam, sang pendeta lalu menanyakan alasan sang ratu begitu terharu. Ratu menjawab, “Karena khotbah Anda tentang kedatangan kembali Sang Raja dunia yang tak bercela itu, saya berharap saya masih hidup ketika Dia datang kembali sehingga saya dapat meletakkan mahkota saya di kaki-Nya!”
Ada upah yang besar untuk pelayanan yang setia, yang melibatkan tindakan dan motif kita. Upah-upah ini, yang disebut sebagai “mahkota” dalam Perjanjian Baru, akan didapat oleh mereka yang telah menerima hadiah kehidupan kekal.
Mungkin Anda akan berkata, “Saya tidak mengharapkan upah atas apa pun yang saya lakukan untuk Kristus.” Sudahkah Anda merenungkan apa yang dapat Anda lakukan dengan mahkota apa pun yang Anda terima hari itu? Tidak akan ada tempat memajang piala di surga; tidak akan ada sorak kemenangan terhadap prestasi duniawi. Para pendosa yang telah ditebus akan mendapatkan sukacita yang luar biasa karena dapat melemparkan mahkota mereka di hadapan takhta-Nya sembari berkata, “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa” (Wahyu 4:11).


Wahyu 4:6-11

4:6 Di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.4:7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.4:8 Keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan tanpa berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."4:9 Setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan hidup selama-lamanya,4:10 maka sujudlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata,4:11 "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan karena kehendak-Mu, semuanya itu ada dan diciptakan."

Ten Out Of Ten As Reds Beat Villa

Liverpool have won their 10th consecutive game and are level on points with 2nd placed Manchester United after a goal from Fernando Morientes and two from Steven Gerrard gave them a 3-1 victory over Aston Villa at Anfield today.

United's defeat at Chelsea meant that Red hopes of making 2nd place were still alive before the kick off and the players responded by taking maximum points and ensuring that automatic qualification for the Champions League is still a possibility. Rafa rang the changes again for this one after making eight against West Ham, but that didn't stop the Reds extending their winning sequence to a perfect ten after three excellent goals from Nando and Gerrard proved enough to beat a spirited Villa side. Liverpool were in front after just 4 minutes and it was a brilliant goal from Fernando Morientes. As so often when talking about Liverpool goals, it started at the feet of Xabi Alonso; and when his incisive pass slipped Nando in, he finished superbly past Sorensen after tricking and then turning Mellberg. We had all the hallmarks of a comfortable last home game for the Reds and when Crouch tried an overhead kick just moments later thoughts were turning towards an opportunity to eat into United's superior goal difference. Not that it was all Liverpool, but as much as Aston Villa began to compete, it was the Reds who were creating the chances and Gerrard forced Sorensen into a smart save with a shot from 25 yards in the 16th minute. Aston Villa had a great chance to equalize in the 33rd minute when the ball broke to Milner, leaving Sami Hyypia and Jamie Carragher exposed to four Villa attackers. But we were relieved to see the lead remain intact when Barry could only head Milner's cross down and over the crossbar. Ex-Red Milan Baros had enjoyed a warm reception from the Kop in the first half, but his Anfield return was to be cut short when he was substituted at the interval. But his replacement Juan Pablo Angel almost scored within 3 minutes of the restart when he charged down Reina's clearance and created a moment of anxiety as the ball bounced goalwards before being cleared. Liverpool's response was instant and they had a great chance to increase their lead in the 51st minute when Cisse's cross was side footed wide by Crouch. And they came forward again soon in a move that saw Morientes' volley force Sorensen into another save. It was clear that at 1-0, Aston Villa were still in this game and they confirmed just that when Gareth Barry equalized in 58th minute. It came when Hughes got free on the left and just as it seemed everyone would miss his low cross, Barry was there at the far post to score into an empty net. The Reds were stunned, but they weren't behind for long because Steven Gerrard made it 2-1 in the 60th minute with his 20th goal of the season. Villa ignoring the age old adage that you're most vulnerable when you've just scored yourself to allow Gerrard to steam in to score from Alonso's corner at the near post. And if Gerrard's 20th goal of the season was good, his 21st just five minutes later was absolutely brilliant. Villa 'keeper Thomas Sorensen could scarcely have foreseen what was to come his way as Gerrard stood 25 yards out, but he had no chance with Gerrard's shot as it dipped into the top left corner. To their credit, Aston Villa refused to lie down and it took a fine save from Reina to stop them making it 3-2. But Liverpool had already done enough to secure the points and they more than deserved the adulation on their customary lap of honour after the last home fixture of the season.

Diangkat Dari Dasar Lubang

From Our Daily Bread,

Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lubang kebinasaan.

Sebuah kapal selam Inggris mengalami kerusakan di dasar lautan. Beberapa hari berlalu dan awak kapal kehilangan pengharapan akan mendapat pertolongan. Kemungkinan munculnya pertolongan pupus karena mereka belum dapat memberitahukan posisi mereka yang pasti pada kapal yang ada di permukaan laut. Sang kapten yang berwibawa kemudian menjelaskan kepada awak kapalnya bahwa tak lama lagi mereka akan mati, dan ia menyarankan agar mereka menyanyikan sebuah kidung pujian. Lalu bersama-sama mereka pun menyanyikan lagu ini: “Kegelapan semakin pekat—Tuhan, tinggallah bersamaku.”
Ketika persediaan oksigen mulai habis, kondisi mereka pun semakin lemah. Seorang pelaut yang tubuhnya melemah lebih cepat dari yang lain terhuyung-huyung maju, menabrak peralatan kapal yang berfungsi untuk mengapungkan kapal ke permukaan air. Tiba-tiba mesin yang tidak berfungsi mulai bekerja, dan perlahan-lahan kapal terangkat dari dasar laut. Mereka semua kembali ke pelabuhan dengan selamat.
Pembebasan yang lebih hebat dari lautan yang sesungguhnya adalah pemeliharaan Allah bagi mereka yang terjebak dalam samudera ketidakpercayaan. Hanya mukjizat anugerahlah yang dapat mengangkat kita dari lubang dosa dan kecemaran.
Bila Anda terjebak di dalam cengkeraman dosa, hanya Yesuslah yang dapat memberi Anda awal yang baru. Jika Anda memercayai Sang Juru Selamat, maka Anda akan diangkat dari “perairan” penghakiman dan dapat masuk ke dalam terang pengampunan Allah.


Mazmur 40:2-6

40:2 Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong.40:3 Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku,40:4 Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN.40:5 Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan!40:6 Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.

Bangsa yang Kerasukan

By Ashadi Siregar
Berturutan stasiun-stasiun televisi menampilkan berita tentang remaja siswa sekolah atau buruh pabrik (umumnya perempuan) yang meronta-ronta, menangis, menceracau, mata melotot, dan berbagai tingkah tanpa kendali. Peristiwa itu tersebar di berbagai daerah Indonesia. Media menyebutnya "kerasukan" atau "kesurupan". Jika tingkah-laku yang ternampak itu disebut kerasukan, boleh dibilang bangsa ini juga sama halnya. Banyak tindakan seperti tanpa kendali. Apakah bukan kerasukan namanya jika segerombolan penduduk tega mengeroyok, bahkan sampai membakar tubuh manusia yang kebetulan dituduh sebagai maling ayam? Orang-orang yang tega membakar rumah tetangganya, hanya karena dianggap menganut ajaran dari tafsir yang berbeda atas agama yang sama.Polisi yang menyerbu ke kampus mengejar-mengejar mahasiswa sembari menghancurkan perabotan dan kaca-kaca jendela. Demonstran yang melemparkan bongkah batu sebesar semangka ke kepala petugas yang sudah terkapar. Rombongan yang menjerit-jerit menyebut nama Tuhan sembari menghancurkan tempat usaha dan properti warga lainnya. Keroyokan, tawuran antarkelompok atau perang antarkampung, merebak di mana-mana.Kerasukan atau tidak, banyak tindakan di luar normal terjadi di depan mata. Tindakan sebagai bagian dari ritus seperti mengunyah beling atau menusuk-nusuk pipi sendiri --biasa disebut trance-- adalah kerasukan yang memang diniati. Tapi bagaimana dengan korban SUTET-nya PLN yang mogok makan sembari menjahit mulutnya? Atau perempuan pedagang kecil yang menjerit-jerit saat digusur Tramtib? Di kala normal, tak mungkin ibu itu sanggup membuka kainnya di muka umum mempertontonkan aurat yang paling disucikan.Perbedaan tingkah yang disebut kerasukan dengan tindakan lainnya sebenarnya hanya dari penyebabnya. Tindakan di luar kendali, yang bersifat agresif dan barbar, tidak disebut kerasukan, sebab mendapat pembenaran atas nama komunalisme bersifat pragmatis maupun kemuliaan agama. Sikap "pokoknya..." atas kebenaran subyektif menjadi dasar untuk "kerasukan". Sedang tindakan lainnya, diakibatkan intimidasi, dipandang hanya sebagai kekalapan. Yang tidak jelas penyebabnya disebut kerasukan roh atau makhluk halus. Untuk melawan roh pengrasuk atau penyurup harus turun tangan ulama dengan doanya, atau paranormal dengan mantera dan sesajinya. *** KAMBING hitam roh, arwah, atau setan, atau faktor non-empiris dalam nalar sebab-akibat, mendominasi banyak program hiburan di televisi. Pada satu sisi, hantu sebagai tokoh cerita, atau plot cerita mistisisme dan kematian yang berbalas atau kisah seputar mayat (necromancy) menjadi komoditas bagi semua stasiun televisi komersial belakangan ini. Pada sisi lain, peran roh dan sebangsanya telah pula menjadi sumber nilai religiusitas bagi para ulama yang menjadi pendukung program hiburan tersebut.Logika sebab-akibat non-empiris ini sebenarnya bukan hanya dimonopoli dunia hiburan. Disadari atau tidak, jurnalis yang berurusan dengan fakta juga bersikap sama. Karenanya terbaca teras berita berbunyi: "Entah setan mana yang merasukinya sehingga seorang kakek tega mencabuli bocah bongsor Mawar (bukan nama sebenarnya)?" Jadi, si kakek hanya sarana bagi setan. Dalam kaidah jurnalisme, berita harus seimbang dengan prinsip cek (pada satu pihak) dan ricek (pada pihak lainnya). Jurnalis tentunya tidak mungkin minta konfirmasi kepada si setan yang punya libido.Media jurnalisme diharapkan menampung fakta sosial, lalu menyampaikannya sebagai berita jurnalisme. Agaknya istilah berita di sini perlu diberi huruf kapital, untuk membedakan dengan berita hiburan atau infotainment. Dalam jurnalisme, hiburan hanya untuk human interest story (kisah kemanusiaan). Fungsi berita bukan untuk menghibur, tetapi menjadikan publik dekat ke realitas sosial. Di sini media jurnalisme sebagai zona bebas yang digerakkan dengan rasionalitas bukan dengan takhayul (irasionalitas), rasionalitas dalam menghadapi realitas di satu sisi dan di sisi lain intensi untuk menjaga rasionalitas khalayak.Rasionalitas hanya dapat dipunyai secara otentik dan personal. Ini ditempuh dengan pembebasan (liberation), yaitu kebebasan dari (freedom from) kekuasaan yang membelenggu individu, dan kebebasan untuk (freedom for) berpikir. Tindakan sebagai wujud interaksi sosial bertolak dari rasionalitas manusia bebas. Sebaliknya komunalisme yang sudah pada tingkat merasuk, melahirkan manusia tanpa kesadaran personal. Manusia yang digerakkan oleh kekuasaan komunal bersifat eksternal hanya menjadi otomaton, tindakan tidak memerlukan pertimbangan rasional.Seluruh upaya peradaban pada dasarnya membangun manusia secara personal, lewat pendidikan yang memroses manusia dalam rasionalitas atas tiga dimensi: kebenaran dan kepalsuan, estetika dan keburukan, serta kesusilaan dan kedursilaan. Kemampuan rasionalitas ini menjadi dasar dalam interaksi sosial. Karenanya kolektivitas warga masyarakat merupakan kehidupan ambil bagian (sharing) di antara individu rasional, dengan acuan nilai bersama (shared values). ***REFORMASI agaknya sudah padam. Boleh dibilang tak ada lagi gaung untuk membangun civil society yang ditandai melalui dua sisi, pertama berkurangnya peran negara dalam memerintah (government) dengan penggunaan kekuasaan (power), dan semakin besar peran mengurus (governance) melalui pelayanan publik (public services) bagi warga. Kedua, membesarnya peran institusi masyarakat dalam dinamika politik, dan semakin banyak warga masuk ke dalam institusi negara. Dengan begitu birokrasi negara lebih berperan dalam operasi pelayanan publik, dan institusi negara digerakkan pejabat temporer dari masyarakat yang mengeluarkan hukum dan kebijakan publik untuk kepentingan pragmatis warga. Ini yang membedakan dengan negara dan birokrasi Orde Baru yang digerakkan oleh pegawai negeri dan militer.Secara ideal, hukum dan kebijakan publik dari institusi negara, dan etika sosial dari institusi sosial, masing-masing menjadi sumber norma bagi warga dalam tertib sosial (social order). Jika proses sosial dalam landasan etika sosial dapat menciptakan tertib sosial, dengan sendirinya tidak diperlukan campur tangan negara. Sebaliknya, banyaknya konflik di antara warga yang tidak dapat diselesaikan dalam kerangka masyarakat, tetapi harus diselesaikan dalam kerangka negara, menunjukkan gagalnya proses negosiasi yang menjadi ciri pokok dalam civil society.Kondisi proses sosial yang gagal ini diperparah pula manakala negara yang digerakkan pejabat temporer semakin menonjol dalam mengeluarkan hukum dan kebijakan negara yang berkonteks pada moral sosial. Institusi negara akhirnya lebih berperan sebagai pengawas moral (termasuk seksual). Alih-alih menjalankan fungsi utama dengan meningkatkan kebijakan untuk pelayanan publik, enerji lebih banyak dipusatkan untuk mengurus pornografi dan pornoaksi melalui undang-undang (nasional) dan peraturan daerah di berbagai kota/kabupaten. ***BOLEH jadi moral warga masyarakat sekarang bertambah lemah dibanding masa lalu. Kendati tampilan religiusitas melalui ciri fisik semakin luas, di balik itu ternyata laki-laki masa kini lebih mudah terbangkit birahinya akibat rangsangan eksternal dibanding laki-laki pada masa setengah atau seperempat abad yang lalu. Sehingga dipandang perlu ada undang-undang yang mengatur perilaku pihak yang potensial sebagai pemicu birahi. Di satu sisi masyarakat mengalami kesurutan (withdrawal) di tengah arus besar teknologi dan media massa komersial, di sisi lain gampang "dirasuki" roh, klaim kebenaran agama yang eksklusif, dan kebenaran pragmatis yang diabsolutkan.Soal "sesuatu" yang merasuki bangsa ini hanya dapat dipahami dari "kekosongan" yang berlangsung pasca-Orba. Tertib sosial Orba ditegakkan melalui kekuasaaan yang mengikat warga, melalui penataran dan tindakan aparatus negara, baik secara terbuka maupun gelap (hidden), bukan karena acuan nilai bersama warga masyarakat. Runtuhnya kekuasaan negara Orba menyisakan ruang publik yang mengalami anomie, dan menjadi ajang rebutan berbagai institusi sosial. Sejumlah organisasi agama, yang sebelumnya ditekan dan menjadi sasaran intelijen Orba, mengambil peluang yang terbuka lebar. Perebutan dominasi moral dilakukan dengan berbagai metode, secara formal melalui hukum dan kebijakan negara, dan secara informal dengan penetrasi ke berbagai lembaga pendidikan maupun kekerasan di ruang publik.Dari kerangka pemikiran ini agaknya para guru dan orangtua yang dibingungkan dengan anak-anaknya yang kerasukan "roh" perlu mencari jawaban rasional. Bukan surut ke masa lalu dengan mantera dan sesaji, tetapi dengan pendekatan akademik, yaitu meneliti pengalaman-pengalaman anak didik setidak-tidaknya setengah atau setahun ke belakang, untuk mendeteksi pola-pola yang sama. Baru dari sini diberikan treatment psikologis atau psikiatris guna memulihkan kekisruhan personalitas.Berbagai kegiatan ekskul (ekstra kurikuler), yang belakangan ini sering masuk ke lingkungan sekolah dengan penyelenggaranya bukan guru sekolah sendiri, dideteksi menggunakan metode brainwashing yang menanamkan komunalisme. Brainwashing semacam ini perlu dipertanyakan relevansinya bagi anak didik yang sesungguhnya perlu mengembangkan personalitas dan kreativitas individualnya. Begitu pula terhadap buruh-buruh perempuan di pabrik, atau dalam skala besar bangsa ini pun perlu membangun rasionalitas dalam menghadapi tekanan brainwashing untuk komunalisme yang datang dari berbagai sumber.

Friday, April 28, 2006

Gelandangan Dan Pendatang

From Our Daily Bread
Mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini (Ibrani 11:13)
Selama Masa Depresi Besar pada awal tahun 1930-an, banyak orang menjadi gelandangan. Mereka naik kereta barang untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya, tidur di gerbong barang yang kosong, dan mendapat sedikit uang dengan melakukan kerja musiman. Bila tidak mendapatkan pekerjaan, mereka terpaksa mengemis. Ibu saya menjadi “sentuhan lembut” bagi gelandangan mana pun yang datang ke rumah kami untuk meminta makanan. Mereka telah kehilangan kenyamanan yang hanya bisa didapat di rumah sendiri.
Seperti gelandangan, seorang pendatang pun tak memiliki kenyamanan dan perlindungan yang hanya bisa didapat di rumah, tetapi ia tahu ke mana akan pergi. Pengharapan dan aspirasinya diarahkan pada suatu tujuan.
Orang-orang kristiani harus menjadi seperti pendatang. Dalam kitab Ibrani kita membaca tentang para pahlawan iman yang “mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini” (11:13). Mereka dapat menjalani kehidupan iman yang saleh karena mereka merindukan “tanah air yang lebih baik, yaitu satu tanah air surgawi” (ayat 16).
Tuhan sedang mempersiapkan Anda dan saya untuk menyongsong kekekalan, dan segala yang kita kerjakan penuh makna. Meskipun bumi ini bukan tempat tinggal kita yang tetap, kita bukanlah pengembara yang tanpa tujuan. Kita menjadi pesinggah yang hidup dengan penuh tanggung jawab tatkala pergi ke tempat tujuan yang telah dipersiapkan. Kita mempunyai Bapa surgawi yang mengasihi dan akan menyambut kita ke dalam rumah yang telah dipersiapkan oleh Juru Selamat kita.

Ibrani 11:13-16
11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.11:15 Sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.11:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi. Sebab itu, Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

Monday, April 24, 2006

Hidup Ini Nyata

From Our Daily Bread

Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu.
Dalam komik Peanuts, tokoh Lucy mengatakan kepada Linus, saudaranya, bahwa anak-anak tidak bisa tinggal di rumah selamanya. Kelak mereka menjadi dewasa dan meninggalkan rumah. Lalu ia berkata bahwa bila nanti Linus pergi, ia akan menempati kamar Linus. Namun, dengan cepat Linus mengingatkan Lucy bahwa nantinya Lucy juga akan meninggalkan rumah. Menyadari akan hal itu, Lucy pun terkejut, tetapi ia segera menemukan jalan keluar. Ia mengeraskan suara TV, merangkak ke kursi beanbag-nya [kursi kantong yang berisi kacang, dipakai dalam permainan tertentu] dengan semangkuk es krim di tangan, dan menolak memikirkan hal tadi.
Menghindari keadaan yang tidak menyenangkan tidak semudah yang Lucy pikirkan. Realitas kehidupan tidak dapat dihindari. Kita dapat mencoba lari dan bersembunyi, tetapi pergumulan dan ujian kehidupan selalu dapat mengikuti langkah kaki kita dan akhirnya menyusul kita.
Sebaliknya, kita harus menghadapi masalah kita. Pemazmur Daud melakukan hal ini saat diserang oleh musuh dan teman-teman yang menyesatkan. Ia tidak berusaha mengecilkan bahaya yang ada; ia menyambut badai yang mengganas di sekelilingnya dan memandang kepada Tuhan. Ia menulis, “Kepada Allah aku percaya” (Mazmur 56:5).
Marilah kita mengikuti teladan Daud—bukan Lucy. Menghadapi beragam kesulitan dalam hidup mungkin merupakan pengalaman yang menakutkan. Namun, ketika kita percaya kepada Allah dan mendekat kepada-Nya, kita akan mengalami pembebasan yang nyata.


Mazmur 56

56:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh. Miktam dari Daud, ketika orang Filistin menangkap dia di Gat. 56:2 Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku!56:3 Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan sombong.56:4 Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;56:5 kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?56:6 Sepanjang hari mereka mengacaukan perkaraku; mereka senantiasa bermaksud jahat terhadap aku.56:7 Mereka mau menyerbu, mereka mengintip, mengamat-amati langkahku, seperti orang-orang yang ingin mencabut nyawaku.56:8 Apakah mereka dapat luput dengan kejahatan mereka? Runtuhkanlah bangsa-bangsa dengan murka-Mu, ya Allah!56:9 Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?56:10 Maka musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku.56:11 Kepada Allah, firman-Nya kupuji, kepada TUHAN, firman-Nya kupuji,56:12 kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?56:13 Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kulaksanakan, dan korban syukur akan kubayar kepada-Mu.56:14 Sebab Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, bahkan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; maka aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.

Three Black Men

A couple that were attending an art exhibition at the National Gallery were staring at a painting that had them really confused.
The painting depicted three black men sitting on a bench totally nude. Two of the black men seated had black penises but the one sitting in the middle had a pink penis.
The curator of the gallery realised that the couple were having trouble interpreting the painting so he offered them his assessment. He went on and on for nearly half an hour explaining how it represented the sexual emasculation of Afro-Caribeans in predominately white patriarchal society.
I fact, he pointed out that some serious critics believed the pink penis reflected the cultural and social oppression expressed by gay men in a contemporary society.
After the curator left a Welshman approached the couple and said "Would you like me to tell you what the painting is 'really' about?"
The couple said "How would you claim to know more about that painting than the curator of the gallery?"
"Because I'm the guy that painted it." He replied "In fact there's no Afro-Caribean representation at all." He went on.

"They're just three Welsh coal miners and the guy in the middle went home for lunch."

Gerrard Named Player Of The Year

Steven Gerrard has capped another brilliant season at Anfield by being named the PFA Player of the Year by his fellow professionals.
At a gala ceremony in London's Grosvenor House Hotel this evening, the Liverpool captain beat off competition from Wayne Rooney, Frank Lampard, Thierry Henry, John Terry and Joe Cole to land the top honour. The award finishes off a sensational weekend for Gerrard after he helped Liverpool into the FA Cup final with an excellent display against Chelsea yesterday. With 19 goals to his name, Gerrard currently sits at the top of the goalscoring charts at Anfield and has played an inspirational role in the Reds' securing Champions League football for next season with three games to spare. Manchester United's Wayne Rooney won the Young Player of the Year award.

Saturday, April 22, 2006

Blonde Joke

Two sisters, one blonde and one brunette, inherit the family ranch. Unfortunately, after just a few years, they are in financial trouble.In order to keep the bank from repossessing the ranch, they need to purchase a bull from the stockyard in a far town so that they can breed their own stock. They only have $600 left.Upon leaving, the brunette tells her sister, "When I get there, if I decide to buy the bull, I'll contact you to drive out after me and haul it home."The brunette arrives at the stockyard, inspects the bull, and decides she want to buy it. The man tells her that he will sell it for $599 no less. After paying him, she drives to the nearest town to sendher sister a telegram to tell her the news.
She walks into the telegraph office, and says, "I want to send a telegram to my sister telling her that I've bought a bull for our ranch. I need her to hitch the trailer to our pickup truck and drive it here so we can haul it home."The telegraph operator explains that he'll be glad to help her,then adds, "It's just 99 cents a word."Well, after paying for the bull, the brunette only has $1 left. She realizes that she'll only be able to send her sister one word.After a few minutes of thinking, she nods and says, "I want you tosend her the word 'comfortable'."The operator shakes his head. "How is she ever going to know thatyou want her to hitch the trailer to your pickup truck and drive out here to haul that bull back to your ranch if you send her just the word 'comfortable'?"The brunette explains, "My sister's a blonde. The word's big.She'll read it very slowly.....

Kyrie Eleison "Tuhan Kasihanilah"

Oleh: Samuel Santoso

Konon seruan liturgis Kyrie Eleison sudah dipergunakan dalam ibadah gereja pada akhir abad ke empat Masehi. Seruan ini menjadi semacam doa pendek yang meneriakkan memohon belas kasihan dan kemurahan Allah atas situasi tertentu yang dihadapi oleh umat.Doa-doa yang dilanjuti dengan ungkapan Kyrie Eleison memang bisa bermacam-macam. Bisa berupa permintaan-permintaan tertentu (semacam doa syafaat), tetapi bisa juga sebuah doa pengakuan dosa yang serius dan permohonan agar Tuhan menerima penyesalan dan pertobatan umat Allah.Minggu-minggu ini, umat Kristen berada pada Masa Pra-paskah atau oleh beberapa kalangan disebut sebagai Minggu-minggu Kesengsaraan. Pada minggu-minggu ini, orang Kristen melakukan perenungan ulang kisah-kisah penderitaan dan kesengsaraan sang Juruselamat, Yesus Kristus dan menghadapkan kehidupan seseharinya dengan karya agung Sang Juruselamat tersebut dalam berbagai bentuk seperti berpuasa, refleksi, dan meditasi.Satu hal yang bisa dilakukan pada momen semacam ini adalah melakukan mawas diri atau introspeksi lalu mengakui dosa dengan bersungguh-sungguh dan menyatakan penyesalan dan pertobatan. Renungan kali ini ingin mengajak semua orang yang beriman kepada Tuhan untuk memohonkan belaskasihan dan kemurahan-Nya.Tuhan, ampunilah kami bila kami menjalani hidup beragama kami hanya sebagai suatu bentuk formalitas karena di negara kami ini semua orang mesti beragama, tetapi tidak kami fahami dan tidak kami hayati inti dan hakikat agama kami itu.~Kyrie Eleison~Kami sudah cukup puas bila beratus bahkan beribu tempat ibadah sudah dibangun dengan beton yang keras, kuat dan bercat indah. Namun hati kami juga masih sekeras dan sedingin batu-batu dan tembok-tembok bangunan tadi. Hidup kami pun menjadi seperti kuburan yang dihias indah tetapi berisi tulang-belulang yang mati. Tidak ada rasa bekas-kasih yang kami biarkan tumbuh dan berkembang pada diri kami terhadap sesama kami dengan nasib mereka.~Kyrie Eleison~Kami sudah cukup puas bila kami sering menggunakan istilah-istilah agamawi dalam percakapan kami sesehari supaya orang lain menganggap kami saleh. Namun ampunilah kami kalau kehidupan etika dan moral kami jauh dari makna-makna mulia dari semua tindak simbolik agamawi yang kami lakukan. Kami masih menyalahgunakan jabatan, masih berprasangka buruk terhadap pihak lain, masih berlaku serakah, masih merampok dan mencuri, masih banyak berdusta tentang berbagai hal, masih mengancam keamanan orang lain. Dengan demikian kami sudah menjadi orang-orang yang munafik yang tentangnya Engkau menyatakan kutukan dan laknat.~Kyrie Eleison~Ampunilah kami kalau ukuran yang kami pergunakan untuk menilai pelaksanaan berbagai ritus dan kultus serta tindak simbolik ibadah kami adalah kepuasan hati kami dan hanya untuk memperoleh pahala semata. Hal itu menjadi cerminan semangat egoisme yang menomorsatukan keakuan kami padahal mestinya kami bersikap teosentris. Tuhan sendirilah yang mesti berhak mengatakan puas atau tidak puasnya hati Tuhan terhadap ibadah kami. Kehendak dan rencana-Mu yang baik dan benar yang mestinya lebih kami pertimbangkan daripada nafsu dan ambisi pribadi.~Kyrie Eleison~Ampunilah kami bila kami ternyata lebih takut kepada todongan senjata dan ancaman kekerasan daripada takut kepada-Mu. Atau bila kami beribadah kepada-Mu itu karena kami takut dibuang ke dalam neraka dan takut hidup kami terkena azab dan sengsara sehingga bakti kami kepada-Mu, terutama, didasari oleh rasa ngeri dan terpaksa dan belum dengan sukarela dan ikhlas karena memang sudah seharusnya demikianlah sikap kami di hadapan-Mu.~Kyrie Eleison~Sementara Engkau sebegitu pekanya terhadap nasib seluruh umat manusia (siapa pun mereka) kami umat-Mu tidak peka terhadap kepekaan-Mu itu. Kami masih menuntut diperhatikan lebih banyak untuk kepentingan-kepentingan golongan kami sendiri saja padahal kami banyak berlaku acuh tak acuh serta tidak peduli pada keadaan orang lain yang lebih menderita daripada diri kami sendiri. Padahal Engkau sendiri mengatakan, ''bagaimana engkau bisa mengasihi Allah yang tidak kelihatan sementara engkau tidak mengasihi saudaramu yang kelihatan.''~Kyrie Eleison~Tentu saja masih bisa ditambahkan lebih banyak doa pengakuan dosa dan permohonan pengampunan serta pernyataan pertobatan yang ditutup dengan seruan Kyrie Eleison tetapi, lebih dari semua, marilah kita dasari semuanya itu dengan sikap rendah hati yang serius dan sikap yang tulus (jauh dari kosmetisme) dan jujur.

Maha Karya Dari Kain Kotor

Hai anak-anak-Ku ... aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu

Suatu kali seorang seniman mendapat tuduhan palsu dan dijebloskan ke dalam penjara. Meskipun diizinkan untuk membawa kuas dan cat lukisnya, ia tidak tahu bagaimana caranya untuk mendapatkan kanvas.
Pada suatu hari di tengah keputusasaan, ia kemudian meminta kepada seorang sipir sesuatu yang dapat dipakainya untuk melukis. Dengan acuh tak acuh, sipir itu membawakan sehelai sapu tangan tua yang kotor dan melemparkannya kepada sang seniman seraya berkata, “Coba, apa yang dapat kamu kerjakan dengan kain kotor itu!”
Seniman yang juga seorang kristiani itu kemudian melukiskan pemahamannya tentang wajah Yesus. Setelah melukis cukup lama dan dengan tekun, ia berpikir akan menunjukkan hasil karyanya pertama kali kepada sipir yang memberinya kain kotor sebagai kanvasnya. Ketika sang sipir melihat lukisan yang indah itu, hatinya tergerak, dan air matanya berlinang-linang. Di kemudian hari lukisan itu menjadi terkenal.
Jika seseorang dapat mengubah sehelai kain tua yang kotor menjadi berkilau dengan keindahan yang membuat seorang sipir penjara yang acuh tak acuh dan tak peduli itu menangis, coba pikirkan apa yang dapat dikerjakan oleh Sang Seniman Agung terhadap kehidupan kita apabila kita mengizinkan Dia memenuhi kehendakNya dalam diri kita.
Di dalam keadaan yang berdosa, kita ini hanyalah “kain-kain kotor” tua, yang tidak memiliki keindahan rohani. Namun, kuasa Roh Kudus Allah dapat mengubah kita menjadi sebuah mahakarya anugerah ilahi!


Galatia 4:13-20

4:13 Kamu tahu bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu karena penyakit pada tubuhku.4:14 Sungguh pun demikian, keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, tidak kamu anggap sebagai sesuatu yang hina dan menjijikkan. Tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri.4:15 Betapa bahagianya kamu pada waktu itu! Dan sekarang, di mana kebahagianmu itu? Karena aku dapat bersaksi tentang kamu bahwa seandainya mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku.4:16 Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?4:17 Mereka dengan giat berusaha menarik kamu, tetapi bukan dengan maksud yang baik, karena mereka mau mengucilkan kamu, supaya kamu dengan giat mengikuti mereka.4:18 Memang baik kalau orang dengan giat berusaha dalam hal-hal yang baik setiap waktu, bukan hanya bila aku ada di antara kamu.4:19 Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu.4:20 Betapa rinduku untuk berada di antara kamu pada saat ini dan dapat berbicara dengan suara yang lain, karena aku telah habis akal menghadapi kamu.

Gerrad Dreaming Of FA Cup Glory

Steven Gerrad today rejected claims the FA Cup has lost some of its magic by insisting: "I'd love to lift the trophy in Cardiff next month."
Gerrard ended last season hoisting a major trophy above his head and he's hoping history repeats itself this time around with a Liverpool victory at the Millennium Stadium. Chelsea stand in the Reds' way of a place in the final and the Liverpool skipper insists everyone at the club is desperate to win the most talked about club competition in world football. "Speaking personally, the FA Cup is as massive now as it's always been," he said. "It's true to say that since the Champions League started, a lot of the big clubs have had to think harder about their priorities. Everyone knows getting into the top four is essential and all the top clubs have to think carefully about that. If you're in Europe you've always got a lot more big games to play too, so a lot of players get rested more. "That impacts more on the early rounds of the cup competitions, and it's then when you're probably most vulnerable to a shock. We've suffered a bit because of that in the last few years, but the manager always makes the right selections for the good of the club. "I can remember watching on television last season when we lost to Burnley with an under strength team. I was injured anyway, but although we were disappointed, noone can look back and say it wasn't the right thing to do when you think what happened later in that season. "Once you get to the later stages, particularly the semi-final, winning this competition means just as much as winning any other. Every player from both teams will be desperate to get their hands on that trophy." He added: "We've got some good and bad memories of the tournament," he said. "The first FA Cup game I can remember playing was against Blackburn in 2000 when we lost at home. I was playing right-back, and I can remember Nathan Blake scoring for them. "The fans weren't too happy with us at the end, and it wasn't a nice feeling. "As a supporter, the first FA Cup game I remember is the 1986 final when we won the double. "When you're captain, you can't help start thinking about your chances of lifting it, but that's not just a personal thing, you're thinking on behalf of the team and supporters too. "I know if I get a chance to lift it, it means the 50,000 fans we'd have in the stadium, although we usually have more than that, will be very happy. "Whoever wins this game is going to have a great chance of going all the way, so there's a great incentive there for both teams. We both know we're just two wins away from a major trophy."

How To Speak About Men And Be Politically Correct

1. He does not have a "BEER GUT" - He has developed a "LIQUID GRAIN STORAGE FACILITY."
2. He is not a "BAD DANCER" - He is "OVERLY CAUCASIAN."
3. He does not "GET LOST ALL THE TIME" - He "INVESTIGATES ALTERNATIVE DESTINATIONS."
4. He is not "BALDING" - He is in "FOLLICLE REGRESSION."
5. He is not a "CRADLE ROBBER" - He prefers "GENERATIONAL DIFFERENTIAL RELATIONSHIPS."
6. He does not get "FALLING-DOWN DRUNK" - He becomes "ACCIDENTALLY HORIZONTAL."
7. He does not act like a "TOTAL ASS" - He develops a case of RECTAL-CRANIAL INVERSION."
8. He is not a "MALE CHAUVINIST PIG" - He has "SWINE EMPATHY."
9. He is not afraid of "COMMITMENT" - He is "RELATIONSHIP CHALLENGED."
10. He is not "HORNY" - He is "SEXUALLY FOCUSED."
11. It's not his "CRACK" you see hanging out of his pants - It's "REAR CLEAVAGE


17 REASONS WHY ALCOHOL SHOULD BE SERVED AT WORK...

1. It's an incentive to show up.
2. It leads to more honest communications.
3. It reduces complaints about low pay.
4. Employees tell management what they think, not what management wants to hear.
5. It encourages car pooling.
6. Increase job satisfaction because if you have a bad job, you don't care.
7. It eliminates vacations because people would rather come to work.
8. It makes fellow employees look better.
9. It makes the cafeteria food taste better.
10. Bosses are more likely to hand out raises when they are wasted.
11. Salary negotiations are a lot more profitable.
12. Employees work later since there's no longer a need to relax at the bar.
13. It makes everyone more open with their ideas.
14. Eliminates the need for employees to get drunk on their lunch break.
15. Increases the chance of seeing your boss naked.
16. Employees no longer need coffee to sober up.
17. Sitting "Bare ass" on the copy machine will no longer be seen as "gross."

Friday, April 21, 2006

Tidak Cukup


Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Penulis kitab Pengkhotbah mengata-kan bahwa kesenangan, harta benda, dan bahkan pengetahuan yang hebat tidak membawa kepuasan abadi. Perkataan Yesus bahkan melebihi itu. Dia berkata bahwa seseorang yang memiliki segalanya di bumi ini, tetapi tidak siap menyongsong kekekalan adalah orang yang mati rohani. Kita semua membutuhkan lebih dari sekadar kesenangan, uang, dan ketenaran.
Merenungkan hal ini membuat saya teringat pada beberapa orang terkenal yang bunuh diri. Salah satunya adalah seorang bintang bisbol, beberapa adalah pekerja di dunia hiburan, dan dua lainnya adalah pewaris harta kekayaan yang besar. Saya juga teringat pada seorang cendekiawan yang sangat dihormati dan istrinya yang bersama-sama meminum obat-obatan dengan dosis mematikan tatkala mereka mengetahui bahwa sang istri mengidap kanker stadium akhir. Orang-orang ini gagal menemukan makna hidup mereka.
Karena kita diciptakan segambar dengan Allah, kehidupan kita memiliki makna, baik sekarang maupun kelak dalam kekekalan. Allah menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya dan menempatkan kita di dunia ini untuk menghormati-Nya. Kita mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk merenungkan tentang Dia dan kekekalan.
Percaya bahwa Yesus telah mati bagi dosa-dosa kita dan bangkit akan memenuhi kebutuhan kita akan makna kehidupan. Keselamatan memberi jaminan bahwa kita telah diampuni. Kita memiliki tujuan kekal dan pengharapan surgawi. Ini cukup untuk membawa kedamaian dan sukacita yang mendalam bagi kehidupan kita. Sudahkah Anda mendapati hal ini terjadi dalam hidup Anda?

Pengkhotbah 2:1-16
2:1 Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia."2:2 Tentang tertawa aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?"2:3 Aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan tubuhku dengan anggur, —sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat—,dan dengan memperoleh kebebalan, sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu.2:4 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur;2:5 aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan;2:6 aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda.2:7 Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak sapi dan kambing domba melebihi siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku.2:8 Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik.2:9 Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.2:10 Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku.2:11 Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.2:12 Lalu aku berpaling untuk meninjau hikmat, kebodohan dan kebebalan, sebab apa yang dapat dilakukan orang yang menggantikan raja? Hanya apa yang telah dilakukan orang.2:13 Dan aku melihat bahwa hikmat melebihi kebodohan, seperti terang melebihi kegelapan.2:14 Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan, tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama menimpa mereka semua.2:15 Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat?" Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia.2:16 Karena tidak ada kenang-kenangan yang kekal baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang bodoh, sebab pada hari-hari yang akan datang kesemuanya sudah lama dilupakan. Dan, ah, orang yang berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh!

Thursday, April 20, 2006

Idiots

More idiots,
I was in a car dealership a while ago, when a large motor home was towed into the garage. The front of the vehicle was in dire need of repair and the whole thing generally looked like an extra in Twister." I asked the manager what had happened. He told me that the driver had set the "cruise control" and then went in the back to make a sandwich.
Police in Radnor, Pennsylvania, interrogated a suspect by placing a metal colander on his head and connecting it with wires to a photocopy machine. The message "He's lying" was placed in the copier, and police pressed the copy button each time they thought the suspect wasn't telling the truth. Believing the "lie detector" was working, the suspect confessed.

Idiots - They're out to get us!
"I picked up one of those "Dividers" that they keep by the cash register and placed it between our things so they wouldn't get mixed. After the girl had scanned all of my items, she picked up the "Divider" looking it all over for the bar code so she could scan it. Not finding the bar code she said to me "Do you know how much this is?" and I said to her "I've changed my mind, I don't think I'll buy that today. " She said "OK" and I paid her for the things and left. She had no clue to what had just happened.....
A lady at work was seen putting a credit card into her floppy drive and pulling it out very quickly. When inquired as to what she was doing, she said she was shopping on the Internet and they kept asking for a credit card number, so she was using the ATM "thingy".

Wednesday, April 19, 2006

Real Confirm Gerard As Target

Real Madrid director of football Benito Floro admits he has urged the club's top brass to try and secure the signings of Steven Gerrard and Adriano.
Floro, who managed Real between 1992-94, rejoined Los Merengues back in December to take up the post of director of football after the departure of Italian Arrigo Sacchi.
He was charged with completely revamping the sporting set-up of the club from youth to first-team level, including identifying transfer targets.
He recently delivered a report to president Fernando Martin with his findings which included the proposal of installing German, and current Getafe boss, Bernd Schuster as coach.
The report also contained his recommendations on possible signings and he has now conceded Gerrard was on the list, adding he was a player Real have tried to sign previously.
"I recommended as a priority the signing of a powerful centre forward, like Adriano, and a top class midfielder in case Zidane leaves," he stated.
"Gerrard is a footballer that I include in that list, he's a player that the club have wanted to sign in previous seasons."
Meanwhile, reports in Portugal claim that Real are considering other Premiership targets, with the A Bola newspaper insisting that Fulham pair Luis Boa Morte and Wayne Bridge - who is on loan from Chelsea - are also on the Spaniards' wish-list.

Monday, April 17, 2006

Robbie Fowler In The Dark


Robbie Fowler concedes he is in the dark regarding his long-term future at Liverpool.
The Anfield hero rejoined Liverpool in January from Manchester City and is under contract until the end of the season.
He is pressing his claims for a deal for next term and has scored four goals in his last five appearances, including netting in his last three outings.
Blackburn Rovers and Bolton Wanderers have both expressed an interest in the 31-year-old, who proved he retains his predatory instincts by being Liverpool's match-winner against both his suitors over the past week.
After grabbing the only goal against Blackburn on Sunday, Fowler admits he is unsure whether Reds boss Rafa Benitez wants to keep him.
"People keep on asking me, but I'm as much in the dark as everyone else - and all I can do is score goals," Fowler told Sky Sports.
In addition to scoring goals, Fowler is also trying to prove his fitness to Benitez and the ex-England international is unsure if his manager has been impressed by his condition.
"I've not finished that many games," he added. "But it's the manager's prerogative.
"He's got a decision to make and if he doesn't think I'm fit enough it's up to him."
Benitez is happy to wait until the campaign draws to a close before making a decision, but is giving Fowler every chance to show he merits a contract extension.

Kesurupan Massal Bukti Kurangnya Pendidikan Agama

Menurut que ini bukan kurangnya Pendidikan agama tetapi Pendidikan Agama memang tidak perlu di sekolah karena hanya bersifat akademis (nyari nilai doank...!!!!), sebaliknya justru orang-orang seperti Habib Rizieq dan Orang tua mengambil peran lebih besar untuk melakukan pembelajaran Agama supaya yang di kejar bukannya "nilai" secara akademis tetapi "nilai" secara AKHLAK "MORAL" gitu loohh..., ideal nya siiihh.. jadiin extra-kurikuler aja kali yeee...

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menilai kerusupan (kerasukan mahluk halus) secara massal yang akhir-akhir marak di berbagai daerah di Indonesia membuktikan kurangnya pendidikan agama di sekolah.
"Dari aspek agama, orang yang kerasukan jin itu umumnya karena jarang berdzikir atau jarang beribadah," kata ketua Komisi Fatwa MUI Jatim KH Abdurrahman Navis Lc di Surabaya, Sabtu.
Pengasuh Pesantren Nurul Huda, Jl Sencaki, Surabaya itu mengemukakan itu menanggapi kesurupan massal yang terjadi di Yogyakarta (6/3), Banjarmasin (20/3), Surabaya (20-22/3), Bogor (21/3), dan Malang (22/3), terutama di sekolahan.
Di Banjarmasin terjadi di SMA PGRI 2, sedangkan di Surabaya menimpa pelajar SMAN 10 dan SMPN 29, namun di Malang justru melanda karyawan Pabrik Rokok PT Bentoel Prima-Malang.
Menurut Abdurrahman Navis yang juga Wakil Katib Syuriah PWNU Jatim itu, kesurupan massal itu tidak mungkin sekedar faktor psikologis, sebab jika faktor psikologis, maka hal itu akan terjadi pada 3-4 orang saja.
"Jin itu suka dengan tempat-tempat yang kotor dan menyeramkan, tapi mereka juga seperti manusia yakni jika diganggu, maka mereka akan mengganggu juga. Jadi, mungkin saja ada tempat menyeramkan di dekat sekolah yang diusik," katanya.
Namun, katanya, mahluk halus akan sulit mengganggu manusia jika orangnya suka beribadah dan berdzikir. "Abu Khoir pernah diajari jin tentang cara menangkal jin dengan membaca ayat kursi," katanya.
Oleh karena itu, katanya, kesurupan massal yang terjadi di sekolahan berarti pendidikan agama atau ibadah memang kurang. "Bagaimana tidak kurang, lha wong mata pelajaran agama hanya dua jam pelajaran," katanya.
Ia menambahkan korban kesurupan itu dapat disembuhkan, karena pimpinan sekolah, perusahaan, dan pimpinan keluarga sebaiknya membawa korban kesurupan kepada para ulama/kiai yang mengerti di bidang itu.

Rafa Happy With Win Over Rovers

Rafael Benitez celebrated his 46th birthday by seeing Liverpool move within three points of second-placed Manchester United at Ewood Park this afternoon and afterwards declared himself a happy man.
Robbie Fowler's fourth goal since rejoining the club in January secured a crucial 1-0 victory over Blackburn and maintained the chase for runners-up spot behind Chelsea. "We are working hard, playing well and winning games," said Benitez. "You cannot say whether this is the best or not in terms of satisfaction but I am happy. "Our idea was to play compact, use the space behind the defence and hit them on the counter attack, especially in the second half because we were up against a physical side who played a lot of long balls and crosses into our box. "It was really good to keep another clean sheet. It is good for the team and everyone worked hard to achieve this, even the front players; Morientes, Fowler and Cisse. This is always the key to keeping a clean sheet." On the winning goal, that Blackburn claimed should have been disallowed for offside, Benitez added: "I haven’t seen replay. It was a throw-in and I told John to just get the ball in quick. Cisse never touched the ball but the offside rule needs to change because it causes problems for the referees." Benitez also revealed that Steven Gerard's absence from the squad was because of a tight hamstring but confirmed that he should be fit to face Chelsea in the FA Cup semi-final on Saturday.

Sunday, April 16, 2006

Berakar Karena Kesabaran

Oleh: Rusmin Lesmana

Dalam surat Kolose 2:6-7, Rasul Paulus mengingatkan dan memerintahkan kepada jemaat di Kolose agar hendaknya hidup kita itu tetap di dalam Dia. Dan, hendaklah kita berakar di dalam Dia, hendaklah pula kita dibangun di atas Dia, hendaklah kita bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepada kita, dan hendaklah hati kita melimpah dengan syukur. Paulus menyampaikan lima kehendak yang harus diperhatikan jemaat, bukan saja untuk jemaat Kolose, tapi juga untuk jemaat Tuhan di mana saja, khususnya di Indonesia. Sebagai orang Kristen kita masih mengalami kesulitan-kesulitan untuk melakukan pekerjaan Tuhan.
Suatu kenyataan yang memerlukan kuasa Tuhan untuk mencelikkan mata rohani yang buta agar yang tak percaya kepada Kristus jadi percaya, sekaligus memberi keberanian iman kepada anak-anak Tuhan dalam menghadapi segala kemungkinan yang tak menyenangkan. Sebab itu, Rasul Paulus memulainya dengan menyadarkan kita bahwa kita sudah menerima Kristus Yesus. Dalam pembahasan ini ada lima hal yang mesti kita perhatikan.
Pertama, hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Mengapa Paulus tidak memulai dengan berkata, hendaklah kamu berakar. Kata "tetap" memberikan pengertian bahwa dalam situasi dan kondisi apapun kita harus konsisten dan percaya bahwa Kristus adalah Juruselamat manusia. Dia berkuasa atas semua ciptaan yang ada. Seperti pada awal kita menerimaNya, bukankah kasih kita yang mula-mula kepadaNya begitu besar. Tapi, seiring dengan kenyataan hidup yang semakin tak menyenangkan, kita sering meninggalkan Dia. Ke manakah kasih mula-mula itu pergi? Kita harus konsisten di dalam Dia, baik dalam suka maupun duka.
Kedua, hendaklah kamu berakar di dalam Dia. Kita hanya mungkin berakar di dalam Dia apabila kita tetap di dalam Dia. Melalui kesabaran, tetap percaya kepada Dia dalam segala permasalahan yang dihadapi, sehingga akan terwujud akar iman yang baik. Sebuah benih harus melalui waktu menabur sebelum benih itu mengeluarkan akar. Kesabaran menghasilkan akar iman yang baik.
Ketiga, hendaklah kamu dibangun di atas Dia. Segala pekerjaan Tuhan yang kita bangun harus didasari iman yang kuat, serta pengajaran-pengajaran yang sehat dan benar agar apapun rintangan kita tak meruntuhkan kita, karena kita dibangun di atas batu karang yang teguh, yaitu Yesus Kristus. Bagaimana kita bisa yakin bahwa kita bisa menang melawan rintangan-rintangan itu jika kita tak sabar dan berakar di dalam Dia.
Keempat, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang diajarkan kepadamu. Iman yang benar adalah berdasarkan pengajaran yang benar. Sebab itu, Paulus selalu menekankan pengajaran yang benar akan Kristus. Paulus menegaskan bahwa ternyata ada orang-orang Kristen mengenal Kristus secara salah, karena diajarkan oleh penyesat-penyesat yang bermerek guru atau nabi. Iman kita harus bertambah kuat dan teguh untuk menghadapi situasi dan kondisi yang lebih buruk yang mungkin menimpa kita.
Kelima, hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. Mengucap syukur ibarat kita membersihkan racun di dalam darah kita. Kita akan lebih cepat terserang penyakit yang mematikan kalau darah kita tak bersih. Demikian juga mengucap syukur kepada Tuhan dalam segala hal adalah perbuatan yang paling membangun iman. Mengapa? Dengan mengucapkan syukur dalam segala hal kepada Tuhan sangat menyukakan hati Tuhan. Kalau Tuhan sudah disukakan, adakah sesuatu yang dapat menutup kita untuk menerima suka cita Tuhan? Tidak ada. Orang Kristen yang berkemenangan adalah orang yang dapat menyukakan hati Tuhan pada siang dan malam, tidak peduli ada masalah atau tidak dalam hidupnya.
Jadi, marilah kita hadapi situasi dan kondisi yang bagaimana pun agar kita memperoleh hidup kekal. Karena Yesus berkata, "Akulah kebangkitan dan hidup, barang siapa yang percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yohanes 11:25). Tuhan Yesus memberkati. Amin

Radikalisme Agama di Indonesia, Sebuah Bom Waktu

From Narwastu,

Hingga kini radikalisme di tengah agama-agama terus berlanjut. Teror berupa pembakaran, perusakan, pembongkaran rumah ibadah seperti masjid dan gereja kerap terjadi. Aksi radikal atas nama agama itu kembali terjadi. Pada 15 Juli 2005 lalu, warga Parung, Bogor, Jawa Barat, dihebohkan oleh aksi yang membubarkan kegiatan tahunan Jamaah Ahmadiyah di Kampus Mubarok, Bogor. Ribuan massa dengan atribut-atribut agama melempari, merusak bahkan membakar kampus tersebut. Ahmadiyah diklaim sebagai aliran sesat.Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) mencatat sejak 1983-2005 telah terjadi 21 kasus yang berkaitan dengan radikalisme agama.
Mengapa radikalisme agama bisa terjadi? Mengapa agama dijadikan kendaraan untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai hakiki dari agama itu sendiri? Menurut Horace M. Kallen (1972), radikalisme ditandai tiga kecenderungan umum. Pertama, radikalisme merupakan respons terhadap kondisi yang sedang berlangsung. Respons ini muncul dalam bentuk evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan. Masalah yang ditolak dapat berupa asumsi, ide, lembaga atau nilai-nilai yang dapat bertanggung jawab terhadap kelangsungan keadaan yang ditolak. Kedua, radikalisme tak berhenti pada upaya penolakan, melainkan terus berupaya mengganti tatanan lain. Ciri ini menunjukkan dalam radikalisme terkandung pandangan tersendiri. Kaum radikalis berupaya kuat menjadikan tatanan tersebut ganti dari tatanan yang sudah ada.
Ketiga, kaum radikalis memiliki keyakinan kuat akan kebenaran program atau ideologi yang dibawa. Dalam gerakan sosial, kaum radikalis memperjuangkan keyakinan yang dianggap benar dengan sikap yang menjurus pada kekerasan. Keyakinan ini bisa bersumber dari pemahaman teks agama. Menanggapi mencuatnya radikalisme agama di Indonesia, pengamat politik, Dr. Chusnul Mariyah, berkomentar, berbagai macam terminologi yang serupa dengan radikalisme agama, seperti fundamentalis, radikalis dan fanatisme, semuanya itu bermuara pada apa yang disebut terorisme. "Sebenarnya kalau dilihat dari perkembangan agama-agama di dunia, sebetulnya semua agama punya spektrum itu, tak hanya di Islam. Tapi yang penting, kita harus mendefenisikan dulu yang mana radikalisme. Fanatisme itu biasanya lebih sempit, kalau fundamentalisme saya tak terlalu setuju jika diartikan radikal, dan menjadi terorisme. Sebab, fundamentalis itu kembali lagi pada fundamen dari masing-masing agama," ujar anggota KPU Pusat dan dosen UI, Jakarta, itu ketika ditemui NARWASTU Pembaruan, beberapa waktu lalu.
Chusnul menambahkan, salah satu faktor yang memunculkan terjadinya radikalisme agama, yaitu pamahaman agama hanya sebatas simbol. Yang akhirnya justru men-Tuhan-kan simbol itu sendiri. Sementara esensi dari agama itu seperti berserah diri, tabah dan membangun hubungan antarmanusia secara damai, justru tak tampak di permukaan. "Kalau di Islam ada damai, di Kristen ada kasih sayang, kan gitu. Jadi bagaimana kita menyikapi, dilihatnya bukan pada level ajaran Islamnya atau Kristennya, tapi bagaimana ajaran itu diimplementasikan, itupun sudah masuk di level manusianya. Nah, di sini letaknya kenapa kita mesti tak boleh menyalahkan agama, tapi kita harus melihat lagi bagaimana kita melaksanakan ajaran-ajaran agama tadi," tegasnya.
Meski demikian, dalam perkembangannya, ia melihat, untuk mewujudkan hal itu bukan sesuatu yang mudah. Sebab, yang muncul adalah ketidakadilan yang jadi persoalan agama, dan akhirnya bersinggungan dengan politik. Maka mau tak mau, dalam kehidupan politik di Indonesia, wajah politik agama pun muncul dalam politik. "Nah, di ranah situ sebetulnya yang cukup rawan adalah pertentangan terjadi. Karena, ideologi itu sudah masuk dalam kehidupan politik. Tapi, kalau di ranah humanisme, biasanya tak terlalu kuat. Tapi, munculnya politik humanisme dan hubungan itu adalah ketidakadilan, baik ketidakadilan politik, ekonomi dan hukum, yang sebetulnya dialami oleh umat agama," papar Chusnul.
Ada Kebangkitan Agama-agama
Hal senada diungkapkan H. Djohan Effendi, MA, Ketua Umum ICRP. Djohan beranggapan, adanya kebangkitan agama-agama, terutama agama besar dalam menyebarkan ajarannya, tak ayal sering memunculkan fanatisme berlebihan. Dulu, kata Djohan, ketika ajaran agama kita masih tradisional di masyarakat sangat biasa kehidupan multiagama. Tapi, kemudian dalam perkembangannya, ada agama atau orang ingin menonjolkan identitasnya, termasuk identitas agamanya. Hal ini yang menciptakan batas-batas.
"Kita lihat kebangkitan agama-agama, misalnya stiker di mobil-mobil. Bagi kalangan ekstrim ini menjadi masalah. Saya sering katakan, ini hasil dari pengajaran bapak-bapak kepada generasi muda dalam hal pemahaman agama, sehingga terjadi radikalisme agama. Orang lebih diajarkan pada pengentalan identitas, tapi tak menekankan bagaimana menghormati orang lain. Lalu, saling mengklaim kebenaran secara mutlak," tegasnya.
Sebab itu, Djohan mengharapkan agar para agamawan menyadari dan saling memahami problem dari tiap-tiap umat. Hal inilah yang tampaknya kurang disadari. Klaim-klaim kebenaran mutlak sering digaungkan di khotbah-khotbah. "Nah, ini akan bertambah berat jika pemerintah tak belajar dari masa lalu ketika kasus Ambon, dan Poso masih kecil, tak cepat diselesaikan. Apa yang terjadi di Parung tak menutup kemungkinan akan terjadi di tempat lain. Saya kira juga hukum tak berfungsi. Kuncinya, kita semua harus menerima kehadiran orang lain sebagai saudara," jelas Djohan.
Radikalisme agama memang bukan persoalan yang mudah diselesaikan. Keseriusan pemerintah untuk menangani masalah seperti ini pun dituntut. Biasanya aksi-aksi massa yang mengatasnamakan agama tertentu yang sejatinya memberangus kemerdekaan berkeyakinan, ditangkap oleh aparat negara sebagai suara mayoritas. Namun terkadang, aparat negara tak kuasa mencegah aksi-aksi massa yang lebih besar kepada kelompok massa yang kecil. Bahkan, kadang aparat negara ikut melakukan kekerasan, atau setidaknya membiarkan aksi anarkis tersebut.
Satu hal yang perlu jadi perenungan bersama, apa yang diungkapkan oleh Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Dr. A.A. Yewangoe. Ia menegaskan, masyarakat Indonesia amat membutuhkan pendidikan dalam arti yang luas. Bukan sekadar di sekolah, tapi pendidikan sosial, keagamaan dan pendidikan untuk menjadikan masyarakat lebih dewasa, sehingga mampu hidup bersama di masyarakat yang beraneka ragam. Juga pendidikan di rumah tangga. Di samping itu, pemerintah harus mampu menegakkan hukum. Semua itu harus dijalankan lembaga dan tokoh-tokoh agama, baik melalui khotbah-khotbah, bagaimana dia mengarahkan umat. Semuanya itu tentu membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Orang yang Berkenan

Pdt. Ayub Yahya

Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh tak sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya. Mazmur 37:23-24.

Orang yang hidupnya lurus, jujur dan saleh, tidak lantas langkahnya mulus dan selalu berhasil. Bisa saja ia juga jatuh atau mengalami kesusahan.Namun sejatuh-jatuhnya ia tidak akan sampai tergeletak, sesusah-susahnya ia tidak akan sampai hancur lebur. Pada saatnya yang tepat, Tuhan pasti akan menolong dan mengangkatnya kembali.Jadi, kalau kita sudah berusaha hidup benar, tetapi toh hidup kita terus saja digelayuti “awan gelap”; jangan kecil hati atau putus asa, apalagi kemudian menjauh dari Tuhan. Jangan!Berjalanlah terus dengan iman. Tuhan tidak akan pernah mengecewakan.

Menjadi Pribadi Yang Dicintai Tuhan

Oleh: C. Krismariana

Pernah "dijatuhi cinta" oleh seseorang yang Anda kagumi? Bagaimana rasanya? Senang? Bangga? Atau malah sedih karena merasa tidak pantas?Saat kita mengagumi seseorang, tak jarang kita berandai-andai menjadi pasangan hidupnya. Membayangkan saja sudah "melambung" rasanya, apalagi kalau menjadi kenyataan. Bagaimana perasaan Anda ketika disapa oleh oleh yang Anda taksiri? Wah ... bisa-bisa Anda tak dapat tidur semalaman. Sapaannya begitu melekat kuat dalam benak Anda sehingga Anda kuasa untuk membiarkannya pudar dari pelupuk mata. Dunia akan menjadi indah sekali! Tak jarang kita akan menjadi super "percaya diri" ketika orang yang kita taksir ternyata menaruh hati pada kita.Menjadi pasangan hidup atau mungkin -hanya- menjadi teman orang yang terkenal pun dapat membuat Anda menjadi bangga. Kepercayaan diri bertambah dan biasanya Anda akan menjadi orang yang murah senyum.Paskah adalah sebuah peringatan cinta kepada kita. Setiap kita merayakan Paskah kita mengamini kekuatan cinta Tuhan kepada manusia. Pada perayaan Paskah kita mengulang kembali rentetan perjalanan salib Yesus. Jalan salib itu membuktikan bahwa Tuhan mau melakukan apa saja agar manusia bebas dari derita maut. Bahkan Dia rela menanggalkan kegemilangan-Nya hanya untuk kita! (Iya buat kita, manusia yang selalu berlagak tuli ketika suara-Nya memanggil!)Paskah (seharusnya) menyadarkan kita bahwa kita dicintai oleh Tuhan. Tuhan lebih dari istri/suami Anda, keluarga Anda, teman-teman Anda, kekasih Anda, karier Anda, kekayaan Anda. Dia melebihi segala sesuatu yang Anda miliki dan kagumi. Maka jika Anda dapat lebih percaya diri dan bangga ketika Anda memiliki semua "keduniawian" ini, bukankah Anda seharusnya lebih bangga ketika Anda dicintai oleh pencipta alam semesta ini? Bangga dicintai Tuhan bukanlah sebuah titik akhir. Sebaliknya, kenyataan itu adalah titik awal dari kehidupan Anda. Manusia bernapas bukan semata-mata untuk melanjutkan sepenggal kisah kehidupan. Manusia bernapas agar dapat hidup sehingga selanjutnya dapat melanjutkan karya kasih Tuhan di dunia.Meneruskan karya kasih Tuhan di dunia bukanlah hal yang sepele. Itu sebuah "proyek besar"! Sebuah "karya besar" tidak akan dapat dikerjakan dengan setengah-setengah. Diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan komitmen yang kuat. Namun semuanya itu tidak seharusnya menjadi masalah besar yang menciutkan nyali kita, karena bukankah kita sudah memiliki "bekal yang cukup"? Cinta Tuhan kepada kita adalah sebuah bekal yang luar biasa. Dia bukanlah Pribadi yang dapat kita sepelekan. Dia adalah penguasa dunia. Kalau Anda tidak bisa tidur karena disapa oleh orang yang Anda taksir, tidakkah Anda lebih tidak bisa tidur ketika Tuhan menyatakan cinta-Nya pada Anda? Nah, tidakkah kita bangga menjadi pribadi yang dicintai Sang Penguasa Alam Semesta? Kalau "iya", apa balasan kita kepada-Nya?

Saturday, April 15, 2006

Penakluk Yang Agung

Ibrani 12:1-16

12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.12:3 Ingatlah selalu Dia yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.12:4 Dalam pergumulan kamu melawan dosa, kamu belum sampai mencucurkan darah.12:5 Sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak? "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia mencambuk orang yang diakui-Nya sebagai anak."12:7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?12:8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu adalah anak-anak haram, dan bukan anak-anak yang sah.12:9 Selanjutnya: Dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?12:10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang singkat sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ganjaran itu menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.12:12 Sebab itu, kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;12:13 dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terkilir, tetapi menjadi sembuh.12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.12:15 Jagalah supaya jangan ada seorang pun kehilangan anugerah Allah, agar jangan tumbuh akar pahit yang menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang.12:16 Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau mempunyai nafsu rendah seperti Esau yang menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan.

Pesan Paskah PGI

Kebangkitan Kristus Ciptakan Kemanusiaan Baru

Dalam suasana penuh rasa syukur dan sukacita yang menggempita, hari-hari ini umat Kristen Indonesia dan seluruh dunia memasuki hari raya Paskah, hari peringatan kebangkitan Kristus dari kematian.
Pesan Paskah kali ini, bertema "Kebangkitan Kristus Menciptakan Kemanusiaan Baru" (bdk. Efesus 2:15). Tema ini menginspirasikan dan memotivasi kita untuk memusatkan perhatian dan pemikiran kepada makna Kebangkitan Kristus pada masa kini di dalam sejarah kehidupan kita.
Kita meyakini bahwa momentum Paskah selalu memberikan secercah optimisme, sekalipun pada saat ini rasa kemanusiaan kita sedang terusik. Pada saat ini, kemanusiaan akan menjadi wacana penting sewaktu kita menyaksikan keadaan dunia menunjukkan ketidakberuntungan, perang, bencana alam, dan dampak buruk globalisasi yang langsung atau pun tidak langsung, berimbas kepada masyarakat Indonesia terutama kaum muda dan anak-anak.
Paskah yang dipahami sebagai kebangkitan Kristus dari kematian, mendorong kita untuk mewujudkan keadaan yang kondusif dan damai. Kita percaya bahwa Yesus Kristus telah hidup dari kematian, kini Dia menciptakan kemanusiaan baru; kemanusiaan yang adil dan yang memiliki tanggung jawab dalam mengukir masa depan.
Pesan Paskah kali ini juga diinspirasikan oleh tema Sidang Raya Dewan Gereja-Gereja se-Dunia (DGD) tahun 2006 yang berbunyi "God in your grace transform the world". ("Tuhan, dalam anugerahMu ubahlah dunia ini"). Transformasi sejati berasal dari Tuhan, Allah sejarah.
Dialah yang menghadirkan pembaruan dan perubahan. Kemampuan manusia yang terbatas akan dapat diubah oleh kemampuan Tuhan yang tak terbatas. Kata-kata manusia yang terbatas tak mampu mengungkapkan transformasi dari Tuhan yang tak terbatas.
Berbagai upaya manusia seringkali berujung pada jalan buntu. Dalam banyak hal, apa yang kita pretensikan sebagai transformasi, tidak lebih dari pengulangan membosankan dari hal-hal lama. Dengan demikian, kita tidak pernah mengalami transformasi sejati.
Momentum Refleksi
Transformasi dari Allah berisikan rancangan kemanusiaan baru. Paskah menjadi momentum refleksi bagi manusia sebagai warga dunia yang bergumul dalam aktivitas keseharian. Manusia memiliki daya yang terbatas menyikapi dunia yang penuh kerusuhan, penyakit, dan kekacauan yang berujung pada kematian.
Sekalipun demikian, Tuhan menunjukkan bahwa melalui kebangkitanNya telah terjadi transformasi yang dilakukan oleh Tuhan sendiri, yang melampaui dan menembusi batas- batas kematian.
Kebangkitan Kristus membuat hidup menjadi lebih hidup dan merekah. Jejak-jejak karya agung Yesus Kristus harus mampu mendorong pembaruan jati diri umat manusia. Harus diakui, jati diri manusia Indonesia mengalami perubahan dan pergeseran amat signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini.
Sayangnya, perubahan ini mengarah pada sesuatu yang negatif. Penampilan yang amat sempurna dari perubahan jati diri itu dapat dilihat lewat rangkaian peristiwa kerusuhan antarkelompok masyarakat, pertentangan antarkampung dan desa, pengeroyokan, pembunuhan sadis, mutilasi, dan berbagai peristiwa sejenis lainnya yang terjadi di berbagai wilayah Tanah Air.
Manusia Indonesia yang dulu selalu dicitrakan lemah lembut, sopan santun, berbudi pekerti luhur, ramah- tamah, menjadi kehilangan makna dalam pengalaman praktis. Kerusuhan dan konflik yang terjadi dalam rentang waktu yang lama dan berulang-ulang menghadirkan sosok manusia Indonesia yang garang, pendendam, pembunuh berdarah dingin, yang mengarah pada tipikal manusia arkais di abad-abad lampau.
Nilai agama dan keluhuran peradaban seakan sirna, pupus, dan sama sekali tak bisa lagi dipresentasikan oleh manusia Indonesia. Krisis yang melanda bangsa selama beberapa tahun terakhir sejujurnya tidaklah hanya krisis politik, ekonomi, kebudayaan, melainkan juga krisis jati diri, krisis identitas. Krisis seperti ini menghantam bagian paling mendasar kehidupan suatu bangsa.
Jika tidak ditangani dengan sungguh-sungguh , bangsa ini akan mengalami kerapuhan luar biasa. Jati diri manusia Indonesia mesti dipulihkan, identitas bangsa mesti diperbaharui. Penderitaan dan kebangkitan Yesus di tengah sejarah adalah untuk membarui manusia, memanusiakan manusia, menjadikan manusia itu benar-benar manusia sebagaimana yang Allah kehendaki. Ia hadir untuk menciptakan kemanusiaan baru yang melalui Nya terwujud damai dan sejahtera (bdk. Efesus 2:15).
Manusia pada awalnya memang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, Imago Dei (Kejadian 1:26,27). Namun, perjalanan waktu telah mengantarkan manusia pada sikap memberontak terhadap Allah. Ia jatuh dan bertekuk lutut pada kuasa dosa. Kesegambaran dengan Allah menjadi sesuatu yang distortif, karena manusia tidak lagi mampu menampilkan sosok sebagai makhluk ciptaan Allah yang mulia.
Upaya Allah dari zaman ke zaman untuk mengembalikan manusia pada jati dirinya tidak sepenuhnya berhasil karena sikap manusia yang keras hati. Mereka gampang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Mereka ambivalen dan inkonsisten dalam menjalankan agama. Yesus Kristus diutus oleh Allah pada zaman akhir ini untuk berbicara dengan manusia.
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dalam menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan. Ia datang untuk membebaskan manusia dari belenggu kegelapan dan mengantar manusia memasuki kerajaanNya. Ia hadir menjadikan segala sesuatu baru, bahkan barangsiapa yang menghidupi kehidupannya di dalam Kristus, adalah ciptaan baru (2 Korintus 5:17). Dalam suasana syukur dan sukacita Paskah yang hari- hari ini mewarnai kehidupan kita, perkenankanlah kami mengajak Saudara-saudara untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Perayaan Paskah hendaknya dijadikan momentum dalam memantapkan perwujudan kemanusiaan baru, di tengah-tengah realitas sejarah, agar melaluinya dunia yang inklusif, nondiskriminatif, penuh damai sejahtera dan berkeadaban dapat dibangun.
Mengangkat Harkat
Perayaan Paskah hendaknya mampu mendorong untuk lebih mewujudkan keberpihakan kepada manusia dengan berbagai pergumulan yang di hadapi di tengah kehidupan. Komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat manusia, untuk memberi perspektif masa depan yang baru bagi manusia harus menjadi agenda dan fokus utama dari pelayanan gereja- gereja.
Perayaan Paskah hendaknya dimaknai secara baru dengan kesediaan dan keterbukaan untuk ditransformasi oleh kuasa kebangkitan Kristus, sehingga melaluiNya pemantapan persekutuan lintas denominasi makin terwujud, dan ikatan persaudaraan diantara sesama warga bangsa dapat terus-menerus ditumbuhkembangkan.
Pesan Paskah ini kami akhiri dengan menggarisbawahi Firman Allah: "Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. (I Korintus 15:57,58). Selamat merayakan Paskah 2006!

Pdt Dr Richard Daulay(Ketua MPH PGI)
Pdt Dr A A Yewangoe(Sekretaris Umum MPH PGI)

Pencapaian Terbaik Manusia !

Pencapaian terbesar hidup manusia adalah ketika nafas hidupnya di dunia ini selesai… dan yang terbaik adalah ketika ia kembali kepangkuan Sa...