Total Pageviews

Friday, April 21, 2006

Tidak Cukup


Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
Penulis kitab Pengkhotbah mengata-kan bahwa kesenangan, harta benda, dan bahkan pengetahuan yang hebat tidak membawa kepuasan abadi. Perkataan Yesus bahkan melebihi itu. Dia berkata bahwa seseorang yang memiliki segalanya di bumi ini, tetapi tidak siap menyongsong kekekalan adalah orang yang mati rohani. Kita semua membutuhkan lebih dari sekadar kesenangan, uang, dan ketenaran.
Merenungkan hal ini membuat saya teringat pada beberapa orang terkenal yang bunuh diri. Salah satunya adalah seorang bintang bisbol, beberapa adalah pekerja di dunia hiburan, dan dua lainnya adalah pewaris harta kekayaan yang besar. Saya juga teringat pada seorang cendekiawan yang sangat dihormati dan istrinya yang bersama-sama meminum obat-obatan dengan dosis mematikan tatkala mereka mengetahui bahwa sang istri mengidap kanker stadium akhir. Orang-orang ini gagal menemukan makna hidup mereka.
Karena kita diciptakan segambar dengan Allah, kehidupan kita memiliki makna, baik sekarang maupun kelak dalam kekekalan. Allah menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya dan menempatkan kita di dunia ini untuk menghormati-Nya. Kita mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk merenungkan tentang Dia dan kekekalan.
Percaya bahwa Yesus telah mati bagi dosa-dosa kita dan bangkit akan memenuhi kebutuhan kita akan makna kehidupan. Keselamatan memberi jaminan bahwa kita telah diampuni. Kita memiliki tujuan kekal dan pengharapan surgawi. Ini cukup untuk membawa kedamaian dan sukacita yang mendalam bagi kehidupan kita. Sudahkah Anda mendapati hal ini terjadi dalam hidup Anda?

Pengkhotbah 2:1-16
2:1 Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia."2:2 Tentang tertawa aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?"2:3 Aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan tubuhku dengan anggur, —sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat—,dan dengan memperoleh kebebalan, sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu.2:4 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur;2:5 aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan;2:6 aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda.2:7 Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak sapi dan kambing domba melebihi siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku.2:8 Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik.2:9 Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.2:10 Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku.2:11 Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.2:12 Lalu aku berpaling untuk meninjau hikmat, kebodohan dan kebebalan, sebab apa yang dapat dilakukan orang yang menggantikan raja? Hanya apa yang telah dilakukan orang.2:13 Dan aku melihat bahwa hikmat melebihi kebodohan, seperti terang melebihi kegelapan.2:14 Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan, tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama menimpa mereka semua.2:15 Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat?" Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia.2:16 Karena tidak ada kenang-kenangan yang kekal baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang bodoh, sebab pada hari-hari yang akan datang kesemuanya sudah lama dilupakan. Dan, ah, orang yang berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh!

1 comment:

Anonymous said...

Thanks God ....

Pencapaian Terbaik Manusia !

Pencapaian terbesar hidup manusia adalah ketika nafas hidupnya di dunia ini selesai… dan yang terbaik adalah ketika ia kembali kepangkuan Sa...